Jumat, 24 Juli 2009

Anti Terorisme yang gagal dan usang !



Anti Terorisme yang gagal dan usang !

Peristiwa bom kemarin jumat 17 juli 2009 di hotel Ritz Carlton dan JW Mariot Jakarta membuat saya merenung tentang terorisme. Amrozy sudah dieksekusi, teroris yang menyerang olimpiade Munich 1972 sudah lama dihabisi, tapi kenapa terorisme masih eksis di dunia juga di negeri ini? Bom ini mengoyak rasa aman dan kemanusiaan di dalam diri. Membawa kegelapan, menghilangkan optimisme di dalam mata dan menghapus senyum manisku. Membuat melongo dan terheran-heran apa yang sebenarnya terjadi. Ini cuma sekadar opini, gagasan dan pendapat pribadi yang mungkin perlu dikaji ulang atau didalami lagi.

Sebelumnya segenap crew redaksi Pipemagz mengucapkan turut berduka cita pada korban tragedy bom Jakarta 17 juli 2009 dimana para teroris melakukan serangan bunuh diri pada hotel JW Marriot dan Ritz Carlton yang menewaskan dan melukai beberapa orang tidak berdosa. Hal ini bukan hanya melukai para korban serangan bom tersebut, tapi juga melukai hati rakyat Indonesia dan kami sendiri. Kami mengutuk serangan tersebut dan mendukung langkah tegas aparat yang berwajib untuk memeberi rasa keadilan dan keamanan bagi masayarakat.

Sangat disayangkan akibat serangan teroris ini MU batal datang ke Indonesia. Akibat lainnya diperkirakan menyusul seperti penurunan investasi, kunjungan wisata dan jelas penurunan citra Indonesia di mata dunia. Kita semua berharap kalau terorisme bisa dilenyapkan dari muka bumi. Dunia dan kita sudah melakukan banyak hal untuk memerangi terorisme. Indonesia punya detasemen khusus 88 sebagai garis depan perlawanan terhadap terorisme. Amerika menyerang Afganistan berharap kekuatan terror Osama bil Laden lenyap dari muka bumi. Tapi kenapa terror masih saja terjadi?

Memang benar hampir setiap negara di dunia sudah melakukan banyak hal untuk memerangi terrorisme. Tapi menurut saya, apa yang telah dilakukan hanyalah sebuah tindakan reaktif berdasar pikiran sempit dan emosional. Perlawanan terhadap terorisme tidak dilakukan dengan objektif tapi subjektif. Selama ini teroris dilawan dengan peluru atau bom. Oleh karena itulah mereka juga membalasanya dengan bom. Lalu harus dilawan dengan apa?

Harus diakui kalau pemerintahan dunia kebanyakan tidak memberi ruang kepada teroris untuk berdebat secara terbuka untuk menyelesaikan permusuhan ini. Kita pasti pernah mendengar ungkapan “kita tidak akan berunding dengan teroris” ungkapan tersebut biasanya berasal dari orang/negara yang menjadi sasaran serangan terorisme. Alhasil terjadilah perburuan teroris dengan kekerasan seperti yang terjadi di Afghanistan dan Irak. Peluru dibalas peluru, bom dibalas bom, darah di balas darah.

Bayangkan pertarungan ide, gagasan, dan opini di atas meja perundingan. Hadirkan seluruh ahli agama, ulama, wakil-wakil negara-negara yang terlibat dalam perang melawan terorisme, dan juga tentunya para teroris yang terkait tindakan terorisme. Pertemuan semacam itu akan memunculkan suatu konsepesi mengenai kebenaran yang seharusnya dijalankan. Walau saya membayangkan akan ada penolakan bila hasil perundingan tersebut tidak memuaskan pihak-pihak tertentu, tapi dengan pertemuan semacam itu sebuah kebenaran akan terungakap. Tinggal apakah kebenaran itu mau dijalankan atau tidak.

Selama ini sering diadakan pertemuan lintas agama, lintas budaya, dan agama untuk membahas tenetang terorisme, tanpa melibatkan para teroris itu sendiri. Pertemuan semacam itu hanyalah pertemuan bodoh yang tidak menghasilkan kemajuan dalam perang melawan terorisme. Kita seharusnya berbesar hati untuk duduk satu meja dengan musuh kita mendengarkan para musuh menyampaikan gagasan-gagasannya dan memberi kita kritik dan saran ataupun sebaliknya. Dunia yang adil dan aman membutuhkan orang-orang yang mau menyingkirkan egonya dan siap menerima krirtik dan saran.

Terorisme sudah lama ada dan selama ini cara melawannya adalah dengan kekerasan. Dari dulu kekerasan tidak pernah berhasil memcahkan permasalahan terorisme. Kekerasan mengakibatkan terjadinya kebencian. Kebencian itulah yang menghasilkan terorisme. Kebencian itu dipupuk dan dibina dalam diri para teroris. Kebencian ini seharusnya mengalami penolakan di dalam diri para teroris, tapi para teroris mengabaikannya dan melakukan pembenaran dengan bantuan agama. Mereka mengingkari perasaan bersalah atas kebencian ini dengan menggunakan agama. Mereka berusaha menyelaraskan kebencian mereka dengan agama yang mereka anut. Mereka membuat agama seusai dengan keinginan mereka yaitu yang nyaman untuk kebencian mereka. Kebencian yang disembunyikan di balik agama.

Jadi bisa dilihat ada dua hal dalam diri seorang teroris yaitu agama dan kebencian. Sekarang lihat realita dunia ini. Hal-hal yang mengarahkan kebencian lebih banyak ada dibandingkan dengan hal-hal yang mengarahkan kepada agama. Isarel terus menghisap darah dan kehidupan warga Palestina, sementara negara-negara lain hanya acuh tak acuh dan hanya bisa mengutuki saja. Lihat juga Amerika yang menigkatkan jumlah pasukannya di Afghnistan, dsb. Bukankah hal ini lebih banyak membuat kebencian daripada dunia yang aman. Kalau bicara masalah agama, bukankah sekularisme turut menyebar dengan globalisasi.

Agama mengajarkan kebaikan. Tanyakan kepada para teroris, bolehkan membunuh wanita dan anak-anak?membunuh orang sipil yang tidak berdosa?menciptakan ketakutan?membunuh di tempat yang bukan medan perang? Tanyakan apakah agama mengajarkan hal tersebut? Saya yakin mereka akan sulit menjawabnya. Tanyakan kepada mereka kebencian atau agamakah yang mendsarkan mereka untuk melakukan aksinya?

Untuk menghancurkan terorisme kita harus menghancurkan kebencian dalam diri seoerang teroris. Kita bisa membunuh seorang teroris tapi kebencian itu bisa menyebar seperti virus ke tubuh orang lain. Jadi teroris bisa saja terus tumbuh seperti sel kanker. Kebencian itu boleh dihancurkan asalkan kebencian itu memang mengarah kepada hal-hal yang seharusnya dibenci.

Saatnya dunia berubah!Cara lama untuk menyelasaikan terorisme sudah usang dan gagal. Kalau ingin perang masih ada perang lain yang tidak kalah menantang. Masih ada perang melawan nafsu, melawan pemanasan global, perang melawan perusakan lingkungan dan perang-perang lain yang tidak membutuhkan darah yang bersimbah.
Read more

Tips memakan mie instan mentah-mentah


Pernah memakan Mie Instan tanpa dimasak atau dimakan mentah-mentah? Biasanya cuma orang menengah-keatas yang bisa melakukan hal itu. Banyak orang yang tidak mampu menjadikan mie instan sebagai lauk pauk atau sebut saja supaya nasi tidak hambar dimakan(seandainya saya bisa bantu mereka).

Bila anda memakan mie instan mentah, salah satu hal yang nggak enak adalah akan terasa semakin asin bila mie keringnya tinggal dikit atau semakin ke dasar kemasan semakin asin.Hal inin disebabkan bumbu yang anda masukkan akan mengumpul di dasar kemasan sehingga mie di bagian bawah akan terasa sangat asin. Bisa darah tinggi lo bosss! Cara mencegahnya:
1.Kurangi bumbu yang ada masukkan di dalam mie. Kurangi setengah muatan bumbu cukup membantu mencegah hal di atas.
2.Cari tempat khusus untuk bumbu. Remukkan mie dan colek mie dengan bumbu di wadah terpisah.
3.Kalau menyumbang korban bencana alam, jangan cuma menyumbang mie instan.
4.Berzakat, beramal, berinfaq, peduli pada orang lain.
5.Gak usah pake bumbu sekalian!

Semoga tips di atas bisa membantu anda menikmati mie instan mentah-mentah!
Read more

Menghindari Retorika Anti Kapitalis Murahan


Menghindari Retorika Anti Kapitalis Murahan

Buku adalah salah satu sarana supaya kita tidak membuat retorika anti kapitalis murahan. Dari sebuah buku kita akan mendapat penegtahuan yang relevan tentang kapitalisme. Jadi seandainya kita mengatakan “anti kapitalisme” kita tahu benar apa yang kita katakan dan dapat dipertanggungjawabkan. Ada banyak buku yang membahas tentang kapitalisme. Dua buku yang saya anjurkan adalah Joseph Stiglitz Roaring Nineties (Dekade Keserakahan)Marjin Kiri dan Robert T Kiyosaki Rich Dad Guide to Investing Gramedia. Kedua buku ini bertolak belakang satu merupakan buku yang mengupas borok liberalism dan kapitalisme sementara yang satunya lagi adalah buku yang mengajarkan cara menjadi kapitalis yang sukses.

Kiyosaki dalam buku ini mengajarkan cara-cara menajdi seorang investor yang berhasil. Salah satu nasehatnya yang bisa kita tangkap adalah “curangi pajak”. Seperti buku-buku lain Kiyosaki, pendidikan masih saja menjadi barang celaan. Saya nggak suka hal ini, menurut saya ada manusia yang suka mengembangkan uang dan hartanya, tapi ada juga orang yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan demi kehidupan manusia. Hal lain yang membuat saya tidak suka pada buku Kiyosaki adalah pendapatnya tentang kuadran ESBI. Padahal tanpa kelas pekerja tidak akan ada orang-orang di kuadran B dan I. Tapi dalam menjelaskan pola pikir kapitalisme buku ini bisa memberi kita gambaran yang bagus. Tentang real estate, para investor yang bersembunyi, cara bisnis orang sono.

Sebagai sebuah penawar racun buku Kiyosaki ini, Roaring Nineties dari Stiglitz cukup ampuh untuk tidak membuat kita terjebak dalam pola pikir kapitalis Kiyosaki. Stiglitz membongkar sisitem ekonomi Amerika yang rapuh, deregulasi, praktek akutansi yang buruk, juga tabiat korporasi dan eksekutif Amerika yang tamak. Tetapi menurut pandangan Emmanuel Todd (Prancis) Stiglitz tetap memegang prinsip-prinsip pasar bebas dan tak bisa berbuat banyak ketika berbicara tentang ketiadaan apparatus peraturan global.

Walau begitu saya akui kalau Kiyosaki dalam memberi motivasi tentang wirausaha itu cukup bagus. Dari buku Kiyosaki kita dapat menangkap kalau ingin konsen bisnis ya konsenlah pada bisnis itu jangan takut gagal. Kedua buku ini bisa menjadi referensi saat kita membicarakan tentang kapitalisme apalagi anti kapitalisme, karena kita melihat dari dua sudut pandang. Seperti istilah “kenalilah musuhmu”
Read more

Bahaya Televisi (TV create loosers)


Menonton, adalah membuka gerbang pikiranmu untuk diisi oleh pesan-pesan dari orang-orang yang tak peduli dengan hidupmu. (Iwan “Buta Warna”)

Mengurangi menonton Tv adalah sebuah sikap positif yang bisa disamakan dengan menajuhi rokok, alcohol dan narkoba. Sayangnya lepas dari Tv itu tidak mungkin. Tv sudah menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari.

Menonton Tv membuat imajinasi kita pasif. Imajinasi-imajinasi saat menonton Tv diberikan oleh Tv kepada kita tanpa ada penolakan dari pikiran kita. Bandingkan dengan membaca buku dimana kita membentuk imajinasi kita sendiri. Dengan menonton Tv kita diberi sebuah gamabaran tentang sesuatu yang sudah dibentuk sedemikian rupa oleh pihak yang membuat acara Tv. Lewat Tv kita tidak perlu berimajinasi karena Tv sudah membuatknnya untuk kita. Dari situ Tv berbahaya karena pesan yang disampaikan sulit untuk dibuat gambaran ulangnya sesuai imajiansi kita. Otak kita hanya pasif menerima berbagai pesan-pesan yang masuk.

Tv juga membuat kita malas. Mata kita sulit beralih dari layar kaca dan telinga kita juga aktif mendengar suaranya. Waktu akan terbuang bila kita berada di depan Tv. Kita hanyak duduk diam melihat berbagai tayangan dan imajinasi kita dikontrol. Kita jadi malas melakukan sesuatu dan menunda-nunda pekerjaan.

Adegan-adegan Tv kadang juga banyak dimuati adegan kekerasan, pornografi, dan standar-standar hidup yang menyesatkan. Misalnya dalam hal gaya bicara. Menonton acara talkshow membuat kita secara pasif menerima sebuah imaji tentang bagaimana seharusnya berbicara/gaya bicara. Kita seperti menerima standar agar disukai lawan bicara kita harus mengikuti gaya bicara sang tamu maupun gaya bicara pembawa acara, padahal hal itu malah membuat kita kehilangan style komunikasi unik kita sendiri. Bahkan bisa membuat kita kehilangan kepercayaan diri bila kita merasa tidak berbicara sesuai dengan yang kita lihat di TV. Kita tidak akan bersifat natural dan gaya kita bisa menjadi tipuan belaka. Apalagi tayangan sinetron bodoh. Kita bisa ikut-ikutan bergaya bodoh.

Kita tetaplah sulit untuk melawan godaan menonton tv(saya juga membuat tips “avoid Tv Screen” di blog ini). Kalau memang tergoda untuk menonton tv, tontonlah tanyangan yang bukan murahan semisal acara pendidikan, sejarah, berita dan sebagainya. Rekomendasi saya adalah Metro Tv dan Tv One.
Read more

How to Avoid fuck Tv screen


How to Avoid TV Screen

Tv memang seperti candu. Bahkan effect addictnya lebih dahsyat melebihi narkoba manapun. Seseorang yang memutuskan bertindak positif untuk menjauhi tv pasti kesulitan. Tv nggak bisa benar-benar lepas dari kehidupan kita, tapi ada cara supaya kita bisa mengurangi waktu kita menonton tv. Berikut beberapa tips yang pernah saya coba (kadang gagal)

1.Singkirkan remot Tv, dengan begitu kita akan malas memindah channel tv dan bosan.
2.Sebisa mungkin jangan tempatkan Tv di kamar anda.
3.Hangout bersama teman-teman bisa mengalihkan kita dari Tv.
4.Membaca buku,majalah atau Koran agar tetap terupdate informasi dan pengetahuan. Jadikan Koran dan majalah sebagai pengganti pemberi informasi selain berita TV. Pake internet juga bila mampu.
5.Mainkan komputermu, bisa ngegame atau baca-baca pdf zine atau ebook, atau nulis, atau semua kegiatan yang bisa kamu lakuin dengan komputermu. Kamu bisa mengisi komputermu dengan mendonlod artikel-artikel lewat internet. Belajar desain grafis dsb.
6.Tidur saja, menonton tv membuat imajinasi kita pasif, sedangkan tidur membuat tubuh kita beristirahat. Tapi ingat! tidur itu baik asalkan nggak berlebihan
7.Olahraga. Biasanya bisa dilakukan pagi atau sore hari. Kalau malam hari tv menggoda lebih baik cari kegiatan lain selain olahraga seperti beberapa kegiatan di atas.
8.Kenali jam-jam biasanya acara-acara yang menarik akan tayang. Cari kegiatan lain. Prime time setauku adalah pukul 18.00-23.00 WIB
9.Kadang ada waktu dimana kita merasa harus menonton tv seperti saat bangun pagi atau saat makan. Hal yang saya coba untuk menjauhi tv adalah dengan membaca Koran di pagi hari atau makan bersama keluarga jadi ada teman mengobrol
10.Berusaha untuk iklhas melewatkan acara-acara TV yang bikin kita penasaran
11.Jangan takut gak tau apa-apa saat teman-teman kita membicarkan tentang acara Tv. Kebanyakan orang lebih suka bercerita daripada mendengarkan cerita orang lain. Kita aktif mendengar dan bertanya saja tentang acara tv yang mereka ceritakan, alhasil kita ikut terlibat. Kadang hal ini sulit bahkan kadang gagal, tapi patut dicoba.
12.Yang paling penting adalah kesadaran diri dan komitmen. Buat komitmen yang terukir di dinding ruang TV. Ingat komitmen anda itu saat sedang menyetel tv. Saya sendiri berjanji kalau waktu saya tidak akan dihabiskan di depan TV. Kegiatan yang sering saya lakukan untuk menghindari tv adalah dengan membaca buku,majalah,ebook,bermain computer(baca artikel dan menulis).
13.Usahakan langsung mematikan Tv, begitu anda ingat pada komitmen anda untuk menjauhi TV

Ok itu tips dari saya bagi orang yang memutuskan menjauhi televisi. Jangan sampai TV mengontrol Imajinasimu ya! Keep on positive way!
Read more

MUNDURNYA AMERIKA DARI IRAQ(1)


Part 1

Membicarakan Amerika memang nggak ada habisnya. Amerika berencana menarik mundur pasukannya dari Irak secara bertahap sampai tahun xx(aku lupa). Berbanding terbalik dengan di Afganistan, Amerika malah berniat menambah jumlah pasukannya di Afghanistan. Menjadi pertanyaan buatku. APA MANFAATNYA??

Irak pasca Saddam Hussein membuat negara itu didominasi oleh kekuatan mayoritas Syiah yang sempat meredup saat Saddam masih berkuasa. Saat ini tidak ada kekuatan berarti yang menghalangi Syiah untuk berjaya di Irak. Kekuatan politik minoritas Sunni akan tetap ada tapi dengan kekuatan kecil di parlemen. Itulah sistem demokrasi Irak dimana bisa dipastikan kekuatan Sunni tidak akan bisa mengalahkan Kekuatan mayorits dan besar seperti Syiah. Tapi kita bisa berharap positif dan optimis para pemimpin Irak baik Syiah maupun Sunni bisa bekerja secara objektif.

Permasalahannya adalah, bisa dipastikan Syiah akan punya kekuasaan besar dan tentu saudara terdekat Syiah Irak adalah Iran. Iran adalah musuh Amerika. Dengan mundurnya kekuatan Amerika dari Irak, maka hubungan Syiah Irak dengan Iran bisa jadi sangat mesra seperti malam dan bulan tanpa si awan hitam. Dengan mendekatnya Irak baru pada Iran, keseimbangan timur tengah bisa terancam. Selain musuh Amerika dan sekutunya, Iran juga musuh dari beberapa negara Arab Sunni seperti Arab Saudi. Ketegangan di teluk bisa meningkat. Apa yang didapat dari Arab Saudi adalah bertambah kuatnya pengaruh Iran di timur tengah. Dulu era 80an Arab Sunni mendapat ancaman nyata dari Iran, lalu pada awal 90an mereka mendapat anacaman baru sekutu mereka sendiri yang “menggila” Saddam Hussein. Lalu sekarang mereka akan mendapatkan Iran yang lebih kuat dengan sekutu mereka yaitu Irak baru.

Pengaruh Syiah di Lebanon memang sudah mulai meredup, tapi kekuatannya bisa saja bersinar kembali. Apalagi dengan semakin memudarnya hegemoni Amerika di dunia-Pemerintahan Lebanon yang sekarang merupakan representasi politik Amerika dan Arab Saudi. Tapi untuk kasus Syiah di Irak bisa dipastikan mereka akan menguasai pemerintahan Irak baru tanpa campur tangan Amerika. Kalau seandainya kelompok Sunni beranak pinak, kaum Syiah juga bisa menambah jumlah penduduknya sama cepatnya. Artinya jumlah kaum Sunni di Irak tidak akan bisa menyaingi jumlah kaum Syiahnya. Apalagi bisa dipastikan Iran akan banyak memberi dukungan pada Syiah Irak.

Amerika telah menciptakan sebuah musuh baru. Sekarang musuh itu mungkin merupakan sebuah pohon yang masih kecil, suatu hari pohon itu akan tumbuh besar dan bisa mengahncurkan Amerika sendiri. Tapi dari musuh baru yang akan muncul tersebut, persahabatan dengan Arab Saudi bisa tetap terjalin baik. Bagaimanapun kekuatan Syiah di Arab adalah ancaman bagi Arab Saudi dan negara-saudara Sunninya.

Membicarakan timur tengah tanpa membicarakan Isarel rasanya seperti Kereta tanpa lokomotifnya. Israel punya pengaruh sangat besar terhadap kawasan ini. Dari mundurnya Amerika dan Irak, musuh lamanya yang mati suri-Islam Irak akan bangkit lagi. Kekuatan Iran akan tetap menjadi ancaman utama. Tapi Israel dalam menghadapi Iran diuntungkan dengan permusuhan Arab Saudi dan Iran. Iran terancam oleh dua kekuatan, yaitu Isarel dan Arab Saudi-dengan sekutu yang sama Amerika.

Hamas bisa menjadi kepanjangan tangan dari Iran, bila Iran bisa memberikan dukungan militernya. Tapi hal ini tampaknya sulit atau terlalu rumit untuk dilakukan. Alasannya Isarel terlalu ketat memblokade Palestina dan Hamas bukan kelompok Syiah. Hamas bisa saja menerima atau meminta bantuan militer Iran, tapi hal itu akan membuat hubungannya dengan negara-negara Arab Sunni memburuk.
Bantuan senjata Iran tidak akan dikirim bila tidak dengan imbalan apapun, pasti Iran mempunyai seperangkat perjanjian bila hal itu terjadi. Bila Hamas meminta bantuan Iran, akan membuat kemampuan politik Hamas melemah. Jalan agar Hamas tetap eksis adalah dengan bersikap netral terhadap pertentangan ini..

Artikel yang panjang ini bersambung..tapi sambungannya belum dibuat!
Read more

Editor’s notes

Curhat...

Akhirnya bisa nulis lagi. Setelah satu semester terbentur berbagai aktivitas kuliah, akhirnya bisa mengakrabkan diri lagi dengan keyboard komic yang berdebu disela-sela tutsnya. Bukannya sok sibuk, tapi jadi mahasiswa memang bikin kita super sibuk. Apalagi aku baru aja nglewatin smester 6 dan ntar lagi semester 7. Selain sebagai mahasiswa dan manusia biasa aku juga aktif di majalah kampus independen “Pipemagazine”, selain itu juga aktif di media punyanya BEM KM yaitu Replika(tp di Replika cenderung pasif c ). Sibuk mennn.
Semester 6 ni waktuku dihabisin untuk ngurus tugas-tugas kuliah yang hampir selalu ada di setiap mata kuliah dan hampir setiap minggu ada tugas. Ditambah lagi ngurusin PKL, harus bolak-balik ke tempat ketua jurusan, cari dan bolak-balik ke instansi PKL.Fiuhhhh.. Gilany PKL yang nyari sendiri ini disuruh bayar Rp.250.000 ke UPT PKL!Tu uang buat apaan jal?Benernya bayar jutaanpun aku gak masalah, yang penting tu uang jelas dialokasikan kemana.
Ngomomngin tentang aku lagi ja. Aku kan lagi curhat di blog. Kesibukan yang menarik adalah mengerjakan pipemagz. Dua edisi pipemagz terbit dalam semester ini(semester genap 2009). Edisi 2 music issue dan edisi 3 the last issue. Kerjaku banyak banget. Mulai dari liput even, kontak sponsor, nulis berbagi hal untuk kolom-kolom pipemagz, nemenin desain, menyebarkan flyer, menyebarkan pipemagz baik ke perorangan maupun lewat interne, dll . Busyet aku kan pemrednya, kenapa juga harus ngerjain tugas-tugas selain tugas pemred.
Harusnya tugas pemred tu duduk di belakang meja, nyantai-nyantai sambil mgasih tugas ke para reporternya “in diliput, ato cuma nyuruh “buat artikel tentang ini dan tentang itu”ke crew yang lain. Tapi disitulah aku menikmati enaknya menjadi crew pipemagz. Tugas lapangan itu lebih asyik dan menantang. Bisa tahu banyak hal yang terjadi di lingkungan kita, bisa mengenal orang-orang yang sebelumnya belum aku kenal-dapat temen baru, dan berbagai hal yang menambah pengalaman hidup ini.
Pipemagz memang beda dengan media kampus lainnya. Pipemagz pengen menjadi media yang bisa dibaca oleh semua golongan. Bagi pipemagz, di kampus ada sebuah genre pembaca yang nggak begitu suka tentang hal-hal yang terlalu akademis. Itulah kenapa kami muncul, karena memang kehidupan kampus itu bukan hanya hal-hal yang akademis.
Suatu hari pernah aku melihat temanku mendapat media kampus yang cukup bagus buatan xx-diberi oleh crew media tersebut di tangga dekat ruang kuliah. Aku juga diberi oleh crew media tersebut. Aku mengikuti temanku masuk ke kelas, saat duduk, dia meletakkan begitu saja media tersebut di tempat tas di bawah kursi. Aku duduk di belakang temanku tersebut dan meletakkan media yang baru kudapat tersebut di dalam tasku. Kuliahpun dimulai. Si dosen jelasin materi kuliahnya, tapi aku lebih terfokus pada media yang ditaruh temanku dibawah kursinya.
Akhirnya kuliahpun selesai. Dia nggak memperdulikan media yang dia tinggalin di bawah kursi. “Ki meh mbok bawa gk?” tanyaku sambil mengingatkan temanku menunjuk media tersebut. “Wis pe’o wae nek gelem(ambil aja nek mau)”. Aku terkejut dalam hati, ini bukan sampah men! Untuk nyetak tu media kira-kira mungkin Rp.2000an per biji, emang sich gak terlalu besar nilainya. Tapi bagiku sebuah media bukan bernilai dari ongkos buat atau cetaknya saja, tapi juga pengetahuan yang terkandung didalamnya. Aku mengenal temanku tersebut dengan cukup baik, dia emang nggak terlalu suka membaca, apalagi hal-hal yang terlalu akademistis. Mulai saat itu aku memutuskan harus ada media kampus yang “lain” yang mengangkat bukan cuma sisi akademis saja tapi hal-hal yang “lain”. Untungnya aku menemukan kawan-kawan yang satu visi denganku. Maka jadilah pipemagz.
Dalam perjalanannya pipemagz terus berusaha untuk mewujudkan cita-cita menjadi media yang bisa dibaca oleh semua golongan baik yang suka akademis maupun yang nggak terlalu suka pada bidang akademis. Pembacalah yang bisa menilai kualitas piepmagz. Pipemagz sudah menjadi media yang “readable” atau tidak itu dilihat dari sisi pembaca. Bagi kami pipemagz adalah majalah yang mencoba untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
*(Arya)
Read more

Review Newsletter Death Or Glory #3


Review Newsletter Death Or Glory
Death or Glory..ternyata di Ungaran tumbuh lagi sebuah newsletter independen. Itu Keren!Newsleter ini sudah sampe edisi 3 tapi jarang terdengar kabarnya. Apa kitanya yang nggak update info ya?...Btw karena ni newsletter sekota ma ed n chf pipemagz jadi kita review aja.

Diawali basa-basi dari editornya yang curhat tentang fotokopi sebuah zine ato newsletter. Itu problem saya juga, saya pernah FC zine-zine dengan dominan warna hitam yang terlalu banyak , alhasil ditolak sana-sini. Sekadar saran buat para zine maker, untuk membuat desain dan layout zine, mohon yang ramah pada mesin fotokopi donk…

Lanjut..ada interview dengan Fixfun dan Fat In Diet. Dari kedua interview pertanyaan yang Ungaran banged adalah tentang “bagaimana perkembangan music di Ungaran”? Ada juga kontribusi artikel tentang “gila” dari Agung For Tomorrow (udah lama gak bersua dengan Agung- jangan-jangan dia udah gila X ya)hehe..just kidding. Editor menghimpun opini-opini seputar fatwa haram facebook. Sayangnya a editornya nggak sekalian ngasih opininya sendiri. Editor juga menyoroti tentang chaos in the event didukung kajian pustaka majalah Ripple edisi#50. Chaos in the event emang bikin ilfill, kalau saya mending tinggalin tu event, pulang ke rumah setel mp3 Stereo Skyline dan bobo.
Yang lainnya ada band profile, track list editornya, dan artikel tentang rambut. Layout dan artwork lumayan bagus, tapi ukuran pdfnya terlalu besar untuk newsletter 12 halaman black & white.
Read more

Senin, 20 Juli 2009

Penjelasan artikel pipe#3

Pipemagz edisi #3 yang lalu salah satu artikelnya berjudul Jakarta-adalah TIPS PERGI ke Jakarta untuk wawancara kerja!Artikel itu dibuat dengan setengah hati. Artikel itu sebenarnya adalah sebuah bentuk KRITIK! Tapi sayang kritik yang tidak disampaikan dengan terbuka sehingga mengurangi tujuan dari kritik tersebut!Kritik dari arikel tersebut sangat tersembunyi hingga hanya penulisnya saja yang tahu arti kritik tersebut. Saya minta maaf, karena sebelumnya kami menjadi PECUNDANG dengan tidak menyampaikan secara terbuka kritik yang tersirat dari artikel tersebut. Berikut ini kami sampaikan maksud kritik artikel tersebut:
Untuk mendapatkan pekerjaan selain kemampuan individu juga dipengaruhi oleh faktor INSTITUSI tempat pendidikan orang tersebut. Univ kita sebagai sebuah perguruan tinggi yang baru saja berubah dari IKIP menjadi Universitas, menjadikan beberapa fakultas AKREDITASInya masih rendah. Bolehlah alumni univ kita ber IPK 4.00, tapi banyak organisasi baik swasta, negeri,BUMN yang MENOLAK lulusan univ dengan akreditasi yang masih rendah. SUDAHKAH KRITIK YANG SAYA MAKSUD TERSAMPAIKAN?
Kantor pusat perusahaan-perusahaan besar, BUMN dsb biasanya ada di JAKARTA! Bila mereka ingin merekrut pegawai baru, biasanya seleksi diadakan di daerah-daerah seperti ibu kota provinsi (Semarang, Jogja, Surabaya, Medan dll). Setelah seleksi di daerah selesai, kantor pusat di JAKARTA akan memanggil orang-orang yang berkompeten untuk diwawancara sebagai seleksi akhir. Istilahnya mereka ingin melihat langsung barang-barang yang baru saja dipilihkan daerah untuk mereka. Disinilah kritik saya berawal. Dalam proses seleksi di daerah bisa saja ditanyakan tentang akreditasi universitas. Bila tidak memenuhi syarat, terpaksa kita tidak bisa mengikuti seleksi selanjutnya. Karena itu ke Jakarta bisa jadi hanya mimpi (dalam artian seperti yang saya maskudkan diatas). TANPA akreditasi yang baik alumni univ kita bisa ditolak untuk menggapai karir tertingginya. Tapi kita harus OPTIMIS!!!Artikel ke JAKARTA bisa terwujud bila kita juga mengembangkan diri dengan kemampuan lain seperti bahasa Inggris, computer, bahasa asing lain, interpersonal skill, intrapersonal skill, communication skill, EQ,SQ, dan lain sebagainya. Jangan Cuma bergantung pada institusi!Masa depan di tangan kita!SALAM SUKSES!
KRITIKNYA SUDAH TERSAMPAIKAN?
Read more
 

PIPE MAGAZINE Design by Insight © 2009